Jejak-jejak itu sudah tercium, dan.. semua orang tengah mengolok-oloknya. Aku bingung harus apa? Menjawab salah bahkan diamku pun salah. Tidak-tidak, bukan tingkah laku mereka yang ku khawatirkan, tapi kamu.. ya kamu yang ku khawatirkan. Sekuat apa kamu mendengar kekonyolan ini? Sejauh mana kamu akan bertahan bersama jejakmu? atau kamu memilih mengakhirinya, bersama jejakmu?
Jika kamu bertanya bagaimana denganku, aku sendiri tidak tahu jawabnya. Karena aku pun tak tahu harus melangkah kemana bersama jejakku. Kami linglung menentukan arah, terkadang keputusan kami pun seolah tiada gunanya. Aku dan jejakku lebih sering berjalan memutar, tersesat dalam jalur yang sama, setiap harinya. Lucu sekali kan? Ah ya, ada satu lagi yang lucu! Kamu tahu.. aku tak mengerti bagaimana memaknai jejak ini. Bodoh sekali kan? Bagaimana denganmu? Aku pernah mendengar jawabannya, dan kuharap kamu jujur.
Hey, biarkan aku titip salam pada jejakmu, karena mungkin jejakku akan merindukannya. Jangan khawatirkan aku, aku adalah orang yang kuat kan? Aku hanya ingin jejak-jejak itu bahagia, menjaring bebas kerinduan dan keriangan yang tertebar bersamanya. Ya, itu saja.. semoga itu cukup.
(fatimahghaniem - 29 December 2012)
Writer's note : *lirik jam* JAM 00.30 PAGI? BAGUS! Biography belum rampung malah buka blog. Beginilah, mahasiswa sastra inggris yang ga tau diri ini, pemirsa (-,-). Baiklah, semoga anda berkenan membaca tulisan saya yang semakin tidak jelas ini. Special thank to @nonanony yang rela saya paksa baca :))
No comments:
Post a Comment