Tatkala sang fana mulai berdzikir dengan lirih
Bintang berkilauan kedipkan cahayanya
Selayak malaikat bertasbih untuk ridhonya
Fenomena
ilahi damaikan hati yang bimbang
Nurani
berkata anggunnya sang bulan
Meskipun
gelap akan diganti terang
Detik
menjelang terang tak terungkapkan
Suara emas muadzin mampu getarkan kalbu
Alam bersahutan agungkan asma Allah
Semburat fajar yang merekah terlekat di angkasa-Mu
Gerakkan bibir untuk bertasbih, subhanallah..
Sebagian
manusia tersada untuk bersuci
Bersiap
sholat menghadap panggilan-Mu
Alam
pagi ciptakan goresan bernuansa surgawi
Angin pagi yang
sejuk menyapa rerumputan bergoyang
Seolah ikut
sembayang Menghadapmu
Sungguh besar keagunganmu, ya Robbi..
Ketika alam pun ikut bertasbih
P.S. : Yang merasa puisi diatas aneh, ada? boleh kok dilemparkan komentarnya dibawah postingan ini atau dimanapun sesuka anda asal bisa nyampe ke saya, ya. Saya akui, daridulu paling ga bisa bikin puisi. Puisi ini pun saya temukan di buku tulis Bahasa Indonesia saya saat duduk di kelas 10 sekitar 4,5 tahun silam. Ada sekitar 3 puisi yang ditugaskan saat itu, tapi saya rasa yang ini yang lebih cukup layak publish dari pada yang lain -___-
Anyway, I should thank to @malessinau for this. Ingat sekali saya, dia adalah masterpiece puisi saat SMA dulu, dari tulisan berikut cara baca. Bahkan dulu Ia pernah menjuarai Musikalisasi Puisi tingkat kabupaten Pasuruan. Well, dialah sahabat yang mau membantu saya menyelesaikan tugas puisi diatas. Thank you, san. Thank you juga buat kamu yang nyempetin baca dan berkunjung di blog saya.
(fatimahghaniem - 24 Januari 2013)
No comments:
Post a Comment