Thursday, August 7, 2014

Alkisah Saudara Kembar Selena Gomez!

Remaja di seluruh dunia pastilah mengenal siapa itu Selena Gomez, apalagi yang paling up-to-date dengan dunia hiburan western. Selebriti muda berbakat ini, namanya kian melambung meskipun diterpa berbagai konflik terkait hubungannya dengan Justin Bieber, seleb youtube yang juga kini sangat terkenal itu. Well, kayaknya opening ini layaknya disudahi aja ya. Bakal lebih asik kalo kita segera mengulik kisah saudara kembar Selena Gomez yang sangat fenomenal ini!

Selena Gomez | source: www.heshestats.com

Alkisah seorang mahasiswi kebidanan bernama Amel yang kuliah di salah satu perguruan tinggi mengadakan praktek di rumah bersalin. Saat pertama kali tiba, temannya yang sudah dulu praktek disana memperkenalkan ia dengan salah satu anak Ibu bidannya yang masih duduk di kelas 4 SD. "Kenalin, ini mbak Amel. Mbak Amel ini teman mbak Lala yang juga mau praktek disini," buka Lala pada saat itu.

Dengan percaya diri, si gadis mengulurkan tangan kepada Amel dan menyahut, "Halo mbak. Kenalin namaku Stevi, Stevi Binti Selena Gomez," gadis ini diam sejenak menatap Amel yang termangu-mangu sambil menerima uluran tangannya. "Ituloh mbak, Selena Gomez yang pacarnya Justin Bieber. Aku ini saudara kembarnya," lanjutnya dengan centil.

Amel tersenyum singkat diantara ekspresi kebingungannya kala itu. Ia pun menengok ke arah temannya Lala sambil membatin, Anak ini apa ga kenapa-kenapa kan? 

Lala akhirnya hanya mengangkat bahu sambil tersenyum penuh arti.

Kemudian, Amel menemukan hal lain mengenai Stevi. Ternyata, sang saudara kembar Selena Gomez ini berbeda dengan saudaranya yang lain. Adiknya terlihat ganteng dan putih bersih turunan ayah dan ibunya, sedangkan Stevi berkulit gelap dan tambun dengan bobot 50 kg di usianya yang masih 10 tahun. Amel pun  akhirnya tak sanggup menahan gejolak pertanyaan-pertanyaan di kepalanya itu. Ia memberanikan diri bertanya kepada Lala, "La, Stevi bener anaknya Bu Nura? Kok dia beda sih, sama adik-adiknya?"

"Hussh.. ngawur kamu! Ya iyalah, anak siapa lagi?" 

***

Wednesday, August 6, 2014

A Short Trial For The Delighted Dine!

Halooo akhirnya nyampe juga di penghujung liburan! Oh man, mau bilang ga rela, ya udah sih relain aja si mantan, ntar bisa cari yang baru lagi.

Okay lupakan opening ga sinkron ini, mari kita selesaikan apa yang mengusik pikiran hari ini sehingga memangsa jemari untuk mengetikan barisan huruf dalam seri blog jurnalicious kali ini.

Well, sebenernya simple aja sih. Cerita ini dimulai saat beberapa hari yang lalu, umik saya tiba-tiba bertanya, "makaroni itu enaknya dimasak apa sih?"

"Ya, banyak mik," jawabku sambil lalu.

"Dimasak gawe tambahan sup ah?" sahutnya kemudian.

Sambil termenung, sesaat saya memikirkan sup yang udah penuh dengan sayur kentang, wortel, kubis, kacang panjang, tomat dan lain-lain itu, ya masa masih ditambah makaroni lagi. Itu mah kayak... penuh banget! Lagian kayak ga ada variasi masak makaroni lain aja. Akhirnya, dengan ngasal saya menjawab, "jangan sup, wes beli aja dulu dipikirin nanti bikin apa."

Eh pas beso paginya iseng mainin timeline twitter, ada seorang teman bilang lagi bikin makaroni schotel! CLING! Bohlam lampu muncul mendadak di samping kanan kepala saya. Nih ini.. mending makaroninya dibikin ini aja! Namun kebahagiaan itu sirna, ketika umik datang dan mengabarkan bahwa beliau hanya membeli dua sachet makaroni kecil. Duh ah, mana bisa bikin makaroni schotel kalo makaroninya dikit begitu. Well, singkat cerita.. ide itu sempat lenyap beberapa hari karena kesibukan di tengah libur lebaran ini.

Tiba-tiba hari ini, umik bertanya, "sido dibikin apa iku makaroninya?" 

Sunday, August 3, 2014

Sebuah Renungan : Bullying

No one wants to be the center of bullying's object!

Hey, lama tak menulis, tiba-tiba muncul dengan satu kalimat yang.. sedikit berat. Sudah sering denger dong dengan kata bullying? Yap, kata tersebut lagi ngetren banget di kalangan remaja baik anak sekolahan maupun kuliahan. Sebuah kata yang dijadikan register yang katanya untuk mempererat pertemanan dan persahabatan. Ada yang bilang, "Bully itu tanda sayang kita kali, biar kita makin erat." Nah, kalo orang yang dijadikan object bully ga terima, nanti ujung-ujungnya bilang "it was kidding", "yaelah becanda kali, gitu aja marah.. ah ga asik lo!" dan sejuta kalimat berlabel "elo ga asik, elo ga gaul" lainnya. Hm.. sepertinya ada fenomena yang unik sekali yaaa dengan pergeseran makna bullying ini! Yuk coba kupas tuntas napak tilas tentang bullying tergahol masa kini ini!