Saturday, January 12, 2013

Hari ke-11 : Brother Complex

Saat saya kecil seseorang pernah mengatakan kalau saya ini punya brother complex karena dari dulu saya selalu kepengen punya big brother yang mau dengerin setiap keluh kesah saya dan selalu perhatian dan menjaga saya kemanapun saya pergi. Saya pun selalu iri ketika mendengar teman-teman saya bercerita pengalaman mereka bersama their brother. Entah itu diusilin, dianterin atau dinasehatin, yang penting tentang kakak laki-laki rasanya saya pengen banget nyumpel mulutnya. Sebel banget!

Kalo udah gitu, dulu saya nangis dirumah dan merengek-rengek minta dikasih kakak laki-laki! Dan yang saya dapat dari kedua orang tua hanyalah tawa berkelanjutan. Semakin dewasa akhirnya saya tahu, kenapa saya ga bisa punya kakak laki-laki, masih penasaran kenapa? yaiyalah, mana bisa kalo saya sudah lahir dulu begini, -.-

Tetapi dasar saya yang ga habis akal, pernah lho saya itu berasumsi kalo kali aja sebelum saya lahir sebenarnya saya punya kakak laki-laki tapi dititipin di negeri seberang entah itu dimana, atau kakak saya meninggal setelah dilahirkan dan masih banyak khayalan lainnya. Intinya yang bisa membawa saya pada fakta I should have big brother who will treat me very well

Hingga detik umur saya yang sekian ini pun, perasaan I do want to have a brother itu masih ada lho. Meskipun udah berkurang dan ga separah sebelum-sebelumnya. Mungkin beberapa teman merasa saya dekat dengan teman laki-laki itu kok kayaknya gampang banget ya (Nurin said that!), mungkin karena I've that reason! Seringkali saya menganggap mereka sebagai Big brother yang mau dengerin keluh kesah saya, yang mau saya recokin, yang mau saya usilin and vice versa. Well, sejujurnya saya iri sekali lho sama Nurin yang punya segudang (karena ga tau jumlah aslinya berapa) big brothers dirumahnya, hehe. 

Kadang-kadang saya juga mikir, saya ini waras ga sih dengan penyakit brother complex ini? Iseng-iseng saya cari deh kasus brother complex di internet, terus nemu ceritanya Kyouya's Girl di ask yahoo yang muirip sekali dengan saya, except a real loving family's problem. Rasanya pas baca tulisan dia itu, GUE BANGET! Cuma ya kayaknya I feel so normal kok, ga harus pake psikiater. Gimana menurut kalian? Oh, yang pengen tahu ceritanya coba klik sini.

Terus karena saya merasa ga terima masalah psikiater dan mental trauma yang dikait-kaitkan dengan brother comlex, saya putuskan untuk mencari definisi sebenarnya,
Extreme non-romantic love for ones brother, sometimes similar to worshiping the ground they walk on - Urbandictionary.com
Kurang lebih maksudnya adalah perasaan suka berlebihan kepada saudara laki-laki yang terkadang kita seperti memuja apapun yang mereka lakukan. Lalu saya merasa seperti orang linglung, so how come sepanjang hidup ini saya merasa punya brother complex kalo ceritanya jadi lompat jauh gitu? Kebingungan ini berlanjut lagi setelah saya baca contoh kasus dalam sebuah percakapan yang saya capture dibawah ini.


taken from urbandictionary.com
Saya aja saudara laki-laki ga punya, gimana bisa dibilang pengidap brother complex! Lha, terus yang saya alami ini namanya apa dong kalo bukan brother complex??


(fatimahghaniem - 12 Januari 2013)

P.S. : dan saya baru ngeh, kalo tittle-nya possibly brother complex without having a brother -.-

6 comments:

  1. literally yes sas, istilahmu mungkin bisa didaftarkan ke ahli psikologi nantinya #oposeh

    ReplyDelete
  2. mbak, aku juga gitu... aku nggak punya big bro tp rasanya kok brother complex.. sejak kecil malahan aku ngalamin ini
    kadang aku mikir ini gangguan psikologis bukan sih.. ahh, kebetulan sahabatku satu-satunya punya big bro.. aku nggak jelous kalo denger temen2ku nyritain big bro nya.. malah seneng

    ReplyDelete
  3. yang saya alami semcama abang ketemu gede.

    ReplyDelete
  4. Yang saya tau, Brother complex itu kalau kita suka sama kakak/adek cowo kandung atau saudara cowo~

    ReplyDelete