Sunday, August 3, 2014

Sebuah Renungan : Bullying

No one wants to be the center of bullying's object!

Hey, lama tak menulis, tiba-tiba muncul dengan satu kalimat yang.. sedikit berat. Sudah sering denger dong dengan kata bullying? Yap, kata tersebut lagi ngetren banget di kalangan remaja baik anak sekolahan maupun kuliahan. Sebuah kata yang dijadikan register yang katanya untuk mempererat pertemanan dan persahabatan. Ada yang bilang, "Bully itu tanda sayang kita kali, biar kita makin erat." Nah, kalo orang yang dijadikan object bully ga terima, nanti ujung-ujungnya bilang "it was kidding", "yaelah becanda kali, gitu aja marah.. ah ga asik lo!" dan sejuta kalimat berlabel "elo ga asik, elo ga gaul" lainnya. Hm.. sepertinya ada fenomena yang unik sekali yaaa dengan pergeseran makna bullying ini! Yuk coba kupas tuntas napak tilas tentang bullying tergahol masa kini ini!


Kalo dirunut, awal mulanya.. menurut beberapa sumber terpercaya, bisa disimpulkan bahwa bullying adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk menyakiti dan mengintimidasi seseorang dengan menggunakan cara fisik dan mental berupa verbal, fisik, emosional maupun seksual. Wow, berat juga ya. Kasus-kasus bullying pun banyak terjadi di Indonesia, utamanya adalah anak-anak kecil korbannya. Oleh karena itu, banyak sekali tindakan-tindakan penyelamatan untuk mengurangi kasus bullying tersebut. Isu bullying sepertinya menyebar ke dalam ranah masa orientasi, baik MOS dan OSPEK yang dilakukan instansi pendidikan. Oleh karenanya, kegiatan ini pun diawasi dan diwanti-wanti untuk tidak melakukan kekerasan terhadap siswa/mahasiswa baru. Begitu banyak sekali aksi-aksi menolak bullying yang memberikan dampak buruk bagi si objek sasarannya.

Lalu bagaimana dengan sekarang? pasti tahu dong, tren meme syahrini dengan baju-baju fenomenalnya, atau banyaknya komentar pedas yang dilontarkan di akun instagram mulan jameela misalnya. Contoh simpel dan general memang merujuk ke artis, yang jelas-jelas banyak sekali diikuti kabar berikut serba-serbi kehidupannya. Dengan fenomena syahrini dan mulan tersebut, bisa dibilang Indonesia cukup sukses menjadi negara demokrasi, yakni dengan sangat menjunjung tinggi aspirasi masyarakat untuk mengeluarkan apapun yang ada dalam pikirannya. Hebat sekali, bukan? Suatu fenomena bullying bisa menjadi salah satu bukti bahwa freedom of expression masyarakat telah diterapkan di negara yang katanya menganut demokrasi ini.

Baiklah, kembali ke topik bullying. Bullying tipe ini tidak hanya terjadi pada artis lho, siapapun bisa menjadi objek sasaran bullying yang sangat mengedepankan tindakan membesar-besarkan kekurangan/kejelekan orang lain secara publik sehingga bisa ditertawakan bersama orang banyak. Simply bisa disebut mencemooh massal. Namun, hal ini tertutupi dengan dalih bahwa maksudnya adalah bercanda, tanda sayang eh ada juga yang menyangkut pautkan hal ini dengan perihal akhirat. Misalnya, bikin orang lain ketawa kan pahala atau enak kali, dosanya berkurang soalnya dikasih orang lain! Wow! segampang itukah mendapat pahala dan berbagi dosa?

Permainan kata itu memang luar biasa, mampu mengubah cara pandang orang berbolak-balik ga karuan. Tidak salah memang ketika ada kalimat yang menyatakan, "lidahmu itu lebih tajam daripada pisau," berikut kalimat "fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan." Jika lidah begitu tajam hingga bisa melahirkan fitnah yang menyebabkan begitu besar dampak hidup seorang bernama Samsul Hadi dalam film Dalam Mihrab Cinta, dimana ia ditinggalkan sendiri tanpa adanya kepercayaan bahkan dari keluarganya, lalu pantaslah kita untuk sangat berpegang teguh menjaga lisan, bukan? 

Lalu apa hubungannya dengan kata-kata bullying? tentu ada! Setiap kalimat yang terlontar dengan maksud bercanda atau sekedar guyonan dengan dalih dan tameng apapun, tetaplah berakhir menjadi bencana. Kenapa bencana? karena kalimat tersebut, sedikit-banyak menyakiti perasaan orang yang dijadikan sasaran bullying. Tidak berkomentar bukan berarti tidak sakit hati. 

Marilah kawan berpikir kembali, tanda sayang yang mana yang ingin kau berikan? dengan membahagiakan orang yang kamu bilang sayang itu dengan kata-kata manis ataupun sekalian diam tapi bertindak, atau dengan mem-bully-nya dengan kata-kata yang menyakitkan hati? Think again!

Ada bermacam-macam cara untuk menunjukkan rasa sayang kepada sahabat, teman maupun kerabat di sekelilingmu, mengapa kau pilih cara yang menyakitkan hatinya? Think and think again!

Mengeluarkan apapun ide, pikiran dan gagasan secara kreatif sebagai bentuk aspirasi, saran dan kritik itu memang bagus. Tetapi alangkah baiknya, setiap hal yang ingin dilontarkan itu dipikir kembali, apakah tidak akan menyakiti orang lain? Manusia diberi otak yang cerdas dengan beribu-ribu sel supaya manusia dapat berpikir dengan baik. 

Jika memang hal tersebut terpaksa harus dilontarkan dengan kata-kata yang sedikit menyakitkan hati dalam sebuah bentuk kritikan, alangkah baiknya perhatikan situasi dan kondisi, dan bukannnya serta merta di umumkan di publik. Satu mendapat dosa karena menjelekkan orang jika itu salah, jika benar pun tetap dosa karena menyebarkan aib orang lain. Dua, menyakiti perasaan orangnya. Ada cara yang disebut personal approach, jika memang kalian begitu sayang dan ingin mengingatkan teman, sahabat atau siapapun itu. Jika memang tidak diperlukan untuk mengomentari kejelekannya, sebaiknya diam. Itu sebabnya, "diam adalah emas." 

Ah, saya jadi teringat perkataan teman lewat status facebooknya, "jika kita bisa mengingatkannya dengan kata-kata yang baik, lalu kenapa kita harus menggunakan kata-kata buruk yang menyakitkan hatinya." Lewat status ini, saya terhenyak dan berpikir ribuan kali bahwa penting sekali memikirkan perasaan orang lain. Kita tidak boleh egois memikirkan bahwa kita senang dan bahagia, tertawa terbahak-bahak. Namun, di saat yang sama ada yang tersakiti karena kata-kata yang kita lontarkan.

Ayo berpikirlah kembali, teman-teman. Mari memajukan Indonesia dengan cara lain, bukan dengan cara egois dan bersenang-senang dengan masa-masa bahagia saling mencemooh kawan. Mari melakukan hal lain yang lebih bermanfaat. 

Bukan berarti melarang bercanda dan bersenang-senang, sebagai manusia yang memiliki kemampuan berpikir.. kita pasti tahu sejauh mana batas bercanda itu cocok dengan situasi dan kondisi. 

Bersamaan dengan tulisan ini, perlu ditekankan dan disampaikan bahwasanya tidak ada maksud lain apalagi memprovokasi atau apapun. Tulisan ini merupakan hasil renungan pribadi yang ingin mengajak pembaca untuk berpikir kembali. Bagi saya, setuju atau tidak bukanlah ending yang diinginkan bahkan tidak penting. Syukur-syukur jika tulisan ini dapat menjadi bahan pertimbangan menuju proses berpikir yang lebih dewasa dan lebih baik. Amin...!

Karena pada dasarnya, baik dulu, sekarang maupun nanti.. no one wants to be the center of bullying's object!

Terima kasih bagi yang menyempatkan membaca dari awal hingga akhir, semoga bermanfaat!

renungan tengah malam
fatimahghaniem
3 Agustus 2014




5 comments:

  1. Yap.. Menurut saya bullying itu boleh saja dilakukan, tapi jangan terlaluuuuuu sering, karena bullying model gini itu yang disebut sense of humor dan emang mempererat tali persaudaraan. for example: (ada temen uda ga pernah ketemu selama bertahun2) A: Wooy, mane aje lo? tambah item aja loe!, uda kagak kentutan lagi kan loe? baunya itu lho khas kamu banget, iyaa kamu.. (terus ketawa bareng2), (terus olok2an, terus tengkar, kelahi, hantam2an, dan akhirnya babak belur).. Hahaha.. Tapi biasanya guyonan seperti itu hanyalah untuk intermezzo sebelum peluk2an dan curhat2an pengalaman.

    But, I completely agree with your article tentang bullying yang tidak tepat waktu dan tempatnya yang malah menjadi media memperolok bahkan membuka aib seseorang tapi beralibi "just kidding". Hmmmm

    Guru saya pernah bilang kepada saya, "seburuk-buruknya manusia adalah mereka yang tidak bisa menjaga lisan dan kemaluannya". dan salah satu bentuk SEDEKAH adalah dengan menggunakan kalimat-kalimat yang baik saat berkomunikasi. Kalau memang bisa menggunakan kata yang baik, kenapa harus menggunakan kata yang buruk apalagi sampai menyakitkan hati. Kalau bisa menjadi pahala, kenapa harus menjadi dosa. Think!

    Bagus Fatimah, saya mendukungmu untuk STOP BULLYING!

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillaah, sueneng bisa bertukar pikiran dengan orang yang tepat dalam memahami maksud materi ini..

      paling sueneng sama paragraph mengenai pesan gurumu mad! sedekah untuk menggunakan lisan, berkata baik menyenangkan hati orang. sungguh indah umat beragama, dalam hal ini islam. #NoRacism

      Delete
  2. - Sas awakmu sumpah mirip banget mbek artis Holywood. Sopo?. Angelina Jontor hahaha-
    - Sas awakmu due karet gak?. Gae opo?. Gae ngareti lambemu hahahaha-
    - Sas untumu kapan se cukule, kok ket biyen sakmono terus?-

    One thing we should know about those kind of people: They do have more pathetic life than us. They do more frustrated than us. Saking frustasinya, mereka sampe nggak bisa mikir dengan akal sehat. Saking frustasinya, mereka menghalalkan segala cara agar mereka bisa merasakan, at least, setetes rasa bahagia di dalam hati mereka. Pathetic, aren't they?

    ReplyDelete