Wednesday, August 6, 2014

A Short Trial For The Delighted Dine!

Halooo akhirnya nyampe juga di penghujung liburan! Oh man, mau bilang ga rela, ya udah sih relain aja si mantan, ntar bisa cari yang baru lagi.

Okay lupakan opening ga sinkron ini, mari kita selesaikan apa yang mengusik pikiran hari ini sehingga memangsa jemari untuk mengetikan barisan huruf dalam seri blog jurnalicious kali ini.

Well, sebenernya simple aja sih. Cerita ini dimulai saat beberapa hari yang lalu, umik saya tiba-tiba bertanya, "makaroni itu enaknya dimasak apa sih?"

"Ya, banyak mik," jawabku sambil lalu.

"Dimasak gawe tambahan sup ah?" sahutnya kemudian.

Sambil termenung, sesaat saya memikirkan sup yang udah penuh dengan sayur kentang, wortel, kubis, kacang panjang, tomat dan lain-lain itu, ya masa masih ditambah makaroni lagi. Itu mah kayak... penuh banget! Lagian kayak ga ada variasi masak makaroni lain aja. Akhirnya, dengan ngasal saya menjawab, "jangan sup, wes beli aja dulu dipikirin nanti bikin apa."

Eh pas beso paginya iseng mainin timeline twitter, ada seorang teman bilang lagi bikin makaroni schotel! CLING! Bohlam lampu muncul mendadak di samping kanan kepala saya. Nih ini.. mending makaroninya dibikin ini aja! Namun kebahagiaan itu sirna, ketika umik datang dan mengabarkan bahwa beliau hanya membeli dua sachet makaroni kecil. Duh ah, mana bisa bikin makaroni schotel kalo makaroninya dikit begitu. Well, singkat cerita.. ide itu sempat lenyap beberapa hari karena kesibukan di tengah libur lebaran ini.

Tiba-tiba hari ini, umik bertanya, "sido dibikin apa iku makaroninya?" 


"Lho, ga cukup kalo dikit gitu buat makaroni schotel. Kemaren-kemaren yo lupa ga beli lagi." 

hening sejenak membuatku berpikir, hmm.. apa beli bahan sekalian keluar ke rumah uma (nenek saya!) ya? Saya akhirnya menyahut, "yaudah wes ntar dibikin makaroni schotel aja."

Dengan antusiasnya, saya pun browsing beberapa resep makaroni schotel, berusaha nyari bahan-bahan yang ga ada istilah anehnya dan tentunya reliable buat dijangkau di pasar tradisional daerah kabupaten begini. Singkat cerita setelah browsing sepanjang perjalanan becak ke rumah nenek saya, saya menemukan dua resep yang bisa saya kombinasikan. Tentu saja setelahnya saya juga berkonsultasi dengan umik buat mengganti beberapa bahan dengan bahan lain. (well, itu trik yang saya dapat dari tante saya yang hobby masak menu baru dari acara tv sih, dan hasilnya ituloh rasa lebih oke untuk lidah orang rumah!) 

Meskipun udah niat segera nyelsein keperluan dan beli bahan, ujung-ujungnya malah kelamaan ga pulang-pulang, karena mendadak diajak jalan-jalan sama sepupu, hihi.

Singkat cerita lagi, sehabis isya saya mendarat di rumah terus mampir ke toko peracangan dekat rumah buat beli sosis.. setelah berjibaku didapur selama kurang lebih 45 menit.. VOILA! Jadilah Makaroni Schotel >.<

Makaroni Schotel

Meskipun penampakannya ga begitu cantik, tapi rasanya boleh dicoba kok! Terbukti kalo abi saya nagih minta dibuatin lagi, padahal biasanya beliau paling datar buat komentar makanan. Setiap ditanya jawabannya selalu aja, "Alhamdulillaaah, sing enak iku sehat. sing enak maneh iku sing ono. Coba ga ono, yo ga enak." (Alhamdulillaaah, yang enak itu sehat. yang lebih enak lagi itu yang ada. coba kalo ga ada, ya ga enak.)

Well, let's say penghujung libur lebaran kali ini ditutup dengan makan malam yang super sekali! Well, ya meskipun dengan porsi makaroni schotel yang super sedikit untuk bertiga, dan alih-alih bisa jadi main dish malah jadi dessert hanya karena ga jadi beli makaroninya.. it was a total perfect time!

Nah, buat yang kepo, mungkin kayak nurin, ini nih resepnya aslinya.. here and here.

Kalo resep Makaroni Schotel saya dengan hasil diatas itu kayak gini:

Bahan
- Makaroni dua sachet (sedih, trus makaroninya yang spiral pula, bukan pipa)
- Biji pala, sedikit saja dan dihaluskan
- 2 siung bawang putih diiris halus
- 1 bawang merah diiris halus (menggantikan bawang bombay)
1 butir telur
- 1 sosis daging (menggantikan daging yang diminta resep)
- susu cair (sedianya sih 1/2 liter, tapi tadi makenya dikit, ya dikira2 sajalah)
- 1/4 keju diparut
- lada hitam bubuk secukupnya
- garam secukupnya
- minyak goreng
- mentega
- saos
- seledri

Cara Membuat 
1. Rebus Makaroni dengan air dan diberi sedikit minyak goreng.
2. Siapkan wajan untuk menumis, masukkan mentega sebagai minyak goreng, kemudian masukkan bawang putih dan bawang merah hingga harum.
3. Masukkan sosis dan makaroni yang sudah matang.
4. Setelah itu, masukkan susu cair, keju, pala kemudian tambahkan garam dan lada hitam, dan terakhir masukkan telur.
5. Eh, jangan lupa tambahkan topping keju lagi diatasnya. Biar makin mantab, ditambah saos tomat dan seledri. yeay, Makaroni Schotel siap disantap!

Jangan kaget kalo tanpa oven, saya mah ngikut resep yang paling gampang dan ga ribet, yang penting enak! Nah, kalo udah gini kan lain waktu tinggal upgrade bahan-bahannya aja biar makin mantab! 

sekian dan terima kasih sudah mampir membaca!

happy culiner! (lirik jam) what! selalu berakhir begini kalo nulis!
fatimahghaniem
06 Agustus 2014 | 0:45 Pagi
well, selamat pagi!

2 comments:

  1. huwaaaaaaa aku baru sempet baca niiih :D
    aku biasanya kalo bikib sama mbakku pake di oven fie... waow trnyata bisa di goreng yaa.. hmm apa jadinya rasanya kayak semacam omelet begitu kah? :))

    ReplyDelete
  2. iya sepertinya begitu, soalnya telurnya hancur tanpa melebur ._.

    ReplyDelete