Aku selalu belajar untuk tetap menjejak tanah,
meskipun anganku telah melambung tinggi ke angkasa luas,
Karena aku tahu..
Kastil yang kokoh pun akan hancur jika ia telah melupakan tempatnya berpijak.
Berkali-kali aku hampir gila hanya karena keroposnya sang dinding kastil,
Membuatku membatalkan semua perjanjian damai terhadap hujan air mata,
dan membiarkan perang yang menghancurkan segalanya
Aku bersumpah untuk mengakhiri semua lelucon konyol mengenai kastil dan dinding keroposnya,
mencoba untuk terjun bebas menyelami keanggunan hidup yang didamba orang, katanya
tapi nyatanya nihil!
Aku tak bisa bertahan lebih lama,
hidup dengan batasan adalah takdirku
Beginilah yang terjadi saat aku mengenalmu,
sama seperti dulu
tak pernah ada bedanya
Yang terjadi padaku, adalah misteri yang ku nikmati
Dimana saat aku sadar sepenuhnnya untuk tidak menebar pupuk di atas Asa
namun ia tumbuh menjalar cepat dan sangat liar
Kau tahu, kau mirip sekali dengan ilalang
Muncul tak terduga di antara tanah kosong yang terabaikan
yang merefleksikan diriku, yang sendiri kesepian
dan, kau sungguh tak ada bedanya dengan ilalang
Yang kehadirannya, memberikan kehidupan di lengangnya sang lapang
mendatangkan kedamaian dalam sepinya hatiku
kau bagaikan ilalang,
pengganggu dan liar,
namun mempesonakan
menciptakan harmoni merdu
sebuah keindahan tiada banding
Author's note : oke, ini sungguh menggantung.. bukan ending yang kuharapkan dari script yang ku bayangkan. entahlah, aku masih merasa kurang puas dan tak tersampaikan -____- but, yeah keep reading :p
(ghaniem - 20/08/2012)
No comments:
Post a Comment